Jejak

Jejak

Selasa, 17 Desember 2013

Dek ILham

doc.pribadi    
 Malam ini entah mengapa mataku masih bisa ku ganjal. Padahal aktivitas seharian ini benar-benar membuat letih dan mulutku sudah menguap beberapa kali. Tapi masih saja ku sempatkan diri untuk menengok blog pribadi yang beberapa hari ini berisi catatan-catatan galau dari si empu nya. Aku baru saja pulang dari acara launching majalah milik LPM Ideas. Media milik mereka sangat mengesankan untuk orang awam seperti ku. Dan tentu saja sedikit membuat layu percaya diri ku yang sebentar lagi juga akan mengadakan launching tabloid Maifest. Arghh.. rasanya ada yang tercekat di tenggorokan. Bagaimana ya rasanya di hakimi ? mempertanggung jawabkan apa yang telah kita buat ? ah, sudahlah... aku hanya mampu berdo'a untuk masalah yang satu ini. Semoga jika launching Taloid tersebut jadi terlaksana nantinya, akan berjalan lancar, tidak kaku dan terutama tidak menyeramkan seperti apa yang ku bayangkan.  Aamiin.
    Tapi sebenarnya, malam ini bukan hanya hal itu yang menarik pikiranku. Tapi ini juga tentang hasratku yang tiba-tiba muncul begitu saja. Hasrat menciumi pipi tembem si power ranger merah kecil. Hasrat untuk memeluk nya erat-erat dalam lingkaran tanganku. Haduh... aku jadi  rindu adik kecil ku, dek Ilham. Biasanya jam segini dia sudah tertidur pulas dengan kelakuan yang cukup ekstrim. Berputar kesana-kemari dengan kaki menyelimpang dimanapun ia suka. Kata ibuk, posisi tidurnya, sama seperti aku dulu. Gak bisa diam. Tapi parahnya dulu aku suka ngelindur, kata ibuk lagi. Aku hanya bisa tersenyum malu mendengar penuturannya.
     Adek ku yang paling kecil ini, akan berumur 5 tahun, dua bulan lagi. Tidak terasa, masa sekolah dengan cepat akan datang menjumpainya. Padahal rasanya, baru kemarin aku menanti dengan cemas prosesi kelahirannya. Saat itu, aku dan Mira, tidak diperbolehkan bapak untuk ikut menemani ke bidan. Kami berdua hanya bisa berdoa dari rumah. Dan rasanya juga baru kemarin, aku mengajaknya jalan-jalan dengan kereta dorong berwarna biru tua itu. dek ilham sangat gembira saat ku ajak jalan-jalan melintasi sawah. Dan tawanya yang menggemaskan selalu bisa mengundang bibirku untuk menciumi pipinya yang lucu. Rasanya juga masih kemarin, dek Ilham bersikap anteng saat ku bedaki setelah mandi. dan sekarang memang jauh berbeda. Dia sudah cukup mengerti tentang kodratnya sebagai laki-laki yang tidak boleh pakai bedak. kadang,hal itu membuatku sedikit kesal. Aku masih suka dek Ilham memakai bedak nya yang wangi khas bayi. biar bisa ku cium terus-terusan. tapi dia malah menangis sembari mengelap pipinya yang ku tempeli bedak dengan paksa. ah, kamu masih saja menggemaskan buat mbak dian, dek.
        Tau gak dek, mbak pernah merasa menyesal banget karena kamu. Saat itu mugkin kamu masih berumur 2 tahun. Mbak yang baru pulang dari jember, selalu saja kamu tempeli kemanapun mbak pergi. mbak seneng. tapi juga seidikit risih, karena dek ilham cerewet dan gak mau jauh-jauh dari mbak. suatu saat, mbak lihat kamu dari kejauhan, tangan mu melebar hendak memeluk mbak sambil berlari-lari kecil. tapi mbak menampakkan muka masam dengan tangan sedikit mngepal ke arahmu. sungguh, mbak cuma bercanda saat itu. karena terlalu gemas dengan tingkahmu. tapi kamu segera jongkok dengan kepala merunduk dan tangis yang terisak-isak. dengan cepat, mbak berlari ke arahmu. menggendong mu dengan penuh rasa sesal. "mbak gak marah lo dek. mbak bercanda lo" kamu masih saja menagis. "mbak dian nakal. mbak dia lo marah-marah" muka mu terlihat seperti orang yang patah hati. sampai sekarang, kalo mbak inget wajah dek ilham mbak dian nyeseeeel banget. bahkan maaf pun gak akan bisa melepas wajah sedihmu saat itu. masih saja terbayang, dan menancap dalam memori mbak. maaf ya dek..
    Malem ini mbak kangen banget sama kamu. mbak pengen banget nulis banyak kisah tentang kamu. tentang kecerdasan mu. tentang tingkahmu yang sering banget menjadi sosok dewasa dalam balutan balita, tentang kamu yang suka bikin mbak dian ketawa, tentang kamu yang suka bikin mbak marah tapi banyak cinta. Mbak sayang banget sama dek ilham. tapi mata mbak, mulai ngantuk. jarum jam juga sudah menunjuk angka 23.10. mbak tidur dulu ya? suatu saat nanti akan mbak tuliskan semuanya tentang kamu. selamat tidur sayang. jadi anak pandai ya. Dan semoga Doa yang selalu diajarkan ibuk sebelum tidur, bisa benar-benar kamu wujudkan :) 
    
Continue Reading...

Followers

Follow Us

Follow The Author