Jejak

Jejak

Selasa, 17 Desember 2013

Dek ILham

doc.pribadi    
 Malam ini entah mengapa mataku masih bisa ku ganjal. Padahal aktivitas seharian ini benar-benar membuat letih dan mulutku sudah menguap beberapa kali. Tapi masih saja ku sempatkan diri untuk menengok blog pribadi yang beberapa hari ini berisi catatan-catatan galau dari si empu nya. Aku baru saja pulang dari acara launching majalah milik LPM Ideas. Media milik mereka sangat mengesankan untuk orang awam seperti ku. Dan tentu saja sedikit membuat layu percaya diri ku yang sebentar lagi juga akan mengadakan launching tabloid Maifest. Arghh.. rasanya ada yang tercekat di tenggorokan. Bagaimana ya rasanya di hakimi ? mempertanggung jawabkan apa yang telah kita buat ? ah, sudahlah... aku hanya mampu berdo'a untuk masalah yang satu ini. Semoga jika launching Taloid tersebut jadi terlaksana nantinya, akan berjalan lancar, tidak kaku dan terutama tidak menyeramkan seperti apa yang ku bayangkan.  Aamiin.
    Tapi sebenarnya, malam ini bukan hanya hal itu yang menarik pikiranku. Tapi ini juga tentang hasratku yang tiba-tiba muncul begitu saja. Hasrat menciumi pipi tembem si power ranger merah kecil. Hasrat untuk memeluk nya erat-erat dalam lingkaran tanganku. Haduh... aku jadi  rindu adik kecil ku, dek Ilham. Biasanya jam segini dia sudah tertidur pulas dengan kelakuan yang cukup ekstrim. Berputar kesana-kemari dengan kaki menyelimpang dimanapun ia suka. Kata ibuk, posisi tidurnya, sama seperti aku dulu. Gak bisa diam. Tapi parahnya dulu aku suka ngelindur, kata ibuk lagi. Aku hanya bisa tersenyum malu mendengar penuturannya.
     Adek ku yang paling kecil ini, akan berumur 5 tahun, dua bulan lagi. Tidak terasa, masa sekolah dengan cepat akan datang menjumpainya. Padahal rasanya, baru kemarin aku menanti dengan cemas prosesi kelahirannya. Saat itu, aku dan Mira, tidak diperbolehkan bapak untuk ikut menemani ke bidan. Kami berdua hanya bisa berdoa dari rumah. Dan rasanya juga baru kemarin, aku mengajaknya jalan-jalan dengan kereta dorong berwarna biru tua itu. dek ilham sangat gembira saat ku ajak jalan-jalan melintasi sawah. Dan tawanya yang menggemaskan selalu bisa mengundang bibirku untuk menciumi pipinya yang lucu. Rasanya juga masih kemarin, dek Ilham bersikap anteng saat ku bedaki setelah mandi. dan sekarang memang jauh berbeda. Dia sudah cukup mengerti tentang kodratnya sebagai laki-laki yang tidak boleh pakai bedak. kadang,hal itu membuatku sedikit kesal. Aku masih suka dek Ilham memakai bedak nya yang wangi khas bayi. biar bisa ku cium terus-terusan. tapi dia malah menangis sembari mengelap pipinya yang ku tempeli bedak dengan paksa. ah, kamu masih saja menggemaskan buat mbak dian, dek.
        Tau gak dek, mbak pernah merasa menyesal banget karena kamu. Saat itu mugkin kamu masih berumur 2 tahun. Mbak yang baru pulang dari jember, selalu saja kamu tempeli kemanapun mbak pergi. mbak seneng. tapi juga seidikit risih, karena dek ilham cerewet dan gak mau jauh-jauh dari mbak. suatu saat, mbak lihat kamu dari kejauhan, tangan mu melebar hendak memeluk mbak sambil berlari-lari kecil. tapi mbak menampakkan muka masam dengan tangan sedikit mngepal ke arahmu. sungguh, mbak cuma bercanda saat itu. karena terlalu gemas dengan tingkahmu. tapi kamu segera jongkok dengan kepala merunduk dan tangis yang terisak-isak. dengan cepat, mbak berlari ke arahmu. menggendong mu dengan penuh rasa sesal. "mbak gak marah lo dek. mbak bercanda lo" kamu masih saja menagis. "mbak dian nakal. mbak dia lo marah-marah" muka mu terlihat seperti orang yang patah hati. sampai sekarang, kalo mbak inget wajah dek ilham mbak dian nyeseeeel banget. bahkan maaf pun gak akan bisa melepas wajah sedihmu saat itu. masih saja terbayang, dan menancap dalam memori mbak. maaf ya dek..
    Malem ini mbak kangen banget sama kamu. mbak pengen banget nulis banyak kisah tentang kamu. tentang kecerdasan mu. tentang tingkahmu yang sering banget menjadi sosok dewasa dalam balutan balita, tentang kamu yang suka bikin mbak dian ketawa, tentang kamu yang suka bikin mbak marah tapi banyak cinta. Mbak sayang banget sama dek ilham. tapi mata mbak, mulai ngantuk. jarum jam juga sudah menunjuk angka 23.10. mbak tidur dulu ya? suatu saat nanti akan mbak tuliskan semuanya tentang kamu. selamat tidur sayang. jadi anak pandai ya. Dan semoga Doa yang selalu diajarkan ibuk sebelum tidur, bisa benar-benar kamu wujudkan :) 
    
Continue Reading...

Kamis, 14 November 2013

Analogi Langit Sore Ini

         Langit sore ini, terlihat begitu gelap. Sudah sejak siang tadi seperti itu. Namun, hembusan petrichor yang ku tunggu, tak juga muncul di indra penciumanku. Lagi-lagi langit menggodaku, memberi terpaan harap yang berhembus sangat lama. Dan selama itu pula ia memberi arti, tak ada hujan yang akan turun sore ini. Seberapa pun besarnya keinginanku untuk menjumpai titik air yang jatuh dan seberapa lama mataku memandang langit yang mengabu-abu, hembusan angin tetap terasa sama. Dingin dan menipu. tak ada titik air, juga petrichor yang kuharapkan tiba. Seperti merasa akan ada yang datang, tapi ia tak pernah datang.
          Terkadang, langit kayak cinta ya? Tapi ini tentang cinta yang lain. Cinta yang terasa nyata di dalam, tapi tak bisa diakui pada permukaan. Atau bahasa gaulnya, Hubungan Tanpa Status. Iya, analoginya seperti langit sore ini. Ada yang berhembus teduh di dalam, namun sering kali seperti angin lewat yang menggoda. Tak bisa dimiliki, tak bisa direngkuh. Dekat tapi tak benar-benar dekat. Begitu munafik di katakan teman, dan begitu terusik dikatakan pacar. Kata mereka ini yang namanya Hubungan Tanpa Status. Sebuah kisah bertemakan cinta yang tak bisa disebut kita. Cukup santun disebut aku dan kamu. Tak ada kita. 
          Menyakitkan ya? ketika cinta yang terasa tak pernah bisa diungkap sedetailnya. Tak bisa diakui. Mestinya cinta itu pasti. pilihannya hanya dua. aku cinta dia atau aku tidak mencintainya. hanya ada warna hitam dan putih. Tak perlu ada abu-abu yang ikut menggerayangi. Kenapa harus ada warna seperti itu dalam cinta? kenapa warna baju yang kusukai itu, harus ikut serta menjadi warna yang menurunkan air mata. Membuat berhenti dan tak mau meneruskan lagi. Atau disebut sebuah keputus asaan. Kondisi gersang.
           Tapi tunggu. Ada yang terlupa.  Langit gak bisa ditebak kan? bisa saja 1 jam lagi atau mungkin beberapa menit lagi, ia mau menghapus rinduku pada petrichor. Menurunkan titik atau malah garisan-garisan air nya ke tanah kering. Bisa saja sama seperti cinta yang ini bukan? mungkin saja ia masih menikamati masa-masa pendekatan nya. Menarik ulur hati yang kemudian disebutnya sebagai seni dalam mencinta. ah, masih saja membingungkan. Meskipun itu mungkin, tapi aku masih abu-abu dengan hal semacam itu.
           Ah sudahlah, tak perlu begitu lama memikirkan cinta yang begitu rumit. aku hanya mampu menawarkan filosofi klasik. Tanyakan saja pada hatimu. ya, memang seperti itu. hanya hati mu yang tau, mau menunggu atau berhenti berjalan, mencari jalan lain yang lebih putih atau lebih hitam. bukan yang abu-abu.
           Hmm.. hingga tulisan ini selesai, langit sore masih saja bungkam. Hidungku tak juga membaui petrichor, tapi malah aroma bakso yang menggelitik untuk ku cicip. Aku butuh jeda menatap lagit yang tetap sama dari tadi, sama seperti aku dan kamu. Rasanya aku butuh jeda untuk merenungi semua ini. Tenang saja, aku masih percaya bahwa jodoh tak akan kemana. Untuk saat ini, biar saja langit menggantung seperti itu. Dingin dan masih mengabu-abu. Seperti kamu.  :)

Continue Reading...

Jumat, 08 November 2013

Ironi 8 November 2013, atas nama bungkam

          Duduk, diam dan pura-pura mendengar. Dari sini aku memerankan tokoh seperti itu. Didepan, dosenku bicara sangat perlahan dan mendayu hingga telingaku terlalu malas menangkap gelombang suaranya yang membosankan. Mungkin ia lupa jika ia tengah berinteraksi dengan manusia lainnya yang duduk malas di bangku-bangku perkuliahan. Entahlah. Urusannya. Yang ku dengar samar-samar, ia berbicara tentang lemak dan kawan-kawannya yang begitu memuakkan. Aku tak mampu mengikuti apa yang ia katakan. Rentetan kalimatnya bergerak cepat bersamaan dengan slide yang terus berganti. Tanpa ku tahu apa dan mengapa hal itu di lakukan. Kata-kata di dalamnya berisi bahasa-bahasa aneh yang malah menjadi polusi di otakku. Aku belum mengenal lemak, dan dengan adanya bahasa-bahasa yang  tak jelas itu aku justru tambah membencinya. Apalagi tak ada panduan untuk aku mengenalnya. ah, mungkin dosenku juga lupa, aku masih bodoh.
          Sejujurnya, aku benci perkuliahan semacam ini. Hanya duduk, tanpa ku tahu makna apa yang harus ku gali dari percakapan bisu ini. Ia bicara dan kami diam. dengan sesekali mengatakan IYA. IYA, kami tak tahu apa yang anda katakan. Lebih baik bungkam !
Continue Reading...

Senin, 17 Juni 2013

Melirik Masa Kecil di Tanoker


                                                              Enggrang yang dimainkan anak-anak Tanoker


         Tanoker. Saat pertama kali telingaku menangkap gelombang suara aneh itu, ku kira aku salah mendengarnya. Ceker? Loker? tanoker? makanan apa sih... tanyaku bingung yang cuma ditanggapi gelak tawa seorang teman yang mengajakku. Karena rasa penasaran yang begitu besar, akhirnya aku dan 3 orang temanku yang lainnya berangkat. Perjalanan yang cukup jauh ku rasa, apalagi dari kita berempat sama sekali buta dengan lokasi Tanoker. Hanya berbekal pengetahuan tempat tanoker berada yaitu desa Ledokombo. Tanoker apa siiih.... rasa penasaran makin mencengkeram. Berasa perjalanan yang gak berujung (tsaaaaaaaaaahh...). Namun akhirnya, dengan jurus tanya kesana-kemari kami sampai juga di lokasi. Sebuah spanduk berukuran sedang menyambut kami dari luar. "Welcome to Tanoker Ledokombo, Finalis dan Paguyuban Gus dan Ning Jember" begitu bunyi yang tertera di spanduk. Ehh?? jadi tambah bingung. iki opo neh to yo?

         Namun akhirnya semua pertanyaan yang sedari tadi bergelantungan di pikiran ku, terjawab sudah. Tanoker itu sebuah tempat belajar dan tempat bermain anak-anak. Iya, begitu lah ringkas nya. Tanoker bisa dikatakan sebagai suatu tempat yang menampung anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja sebagai buruh Migran. Anak-anak yang kurang perhatian karena jauh dari orang tua tersebut, di didik oleh tanoker di sebuah pondok asuhan bu Cicik. Banyak pelatihan yang diajarkan disini, contohnya saja pelatihan bahasa inggris. Hal utama yang membuat Tanoker unik yaitu permainan tradisional nya yaitu enggrang. Iya, lewat enggrang, anak-anak di tanoker lebih banyak bermain dan mengenal permainan tradisional yang kita tahu saat ini jarang sekali ditemukan. Selain enggrang, ada juga permaianan polo lumpur. Sehari berada disana, aku berasa memutar memory otakku kembali pada masa kecil. Masa happy, masa tanpa beban, masa tanpa laporan, masa tanpa galau. Tertawa lepas sepuas-puasnya bersama anak-anak kecil yang tawanya tulus, lugu dan imyuuut-imut itu. Masa dimana aku masih suka main enggrang yang dibuat bapakku, main lumpur di sawah bersama teman masa kecil yang sekarang sudang punya momongan bayi #ehhh.  Tanoker memang membuat rindu berasa sangat nyata buat saya.  hehhe.
          Ternyata tempat yang sedang aku kunjungi bersama Gus dan Ning Jember itu memiliki filosofi yang sangat menarik. Tanoker itu bahasa Madura, yang arti dalam bahasa Indonesia nya  adalah kepompong atau dalam arti bahasa Jawanya enthung. Semua orang pasti tau makna di balik kepompong yang dalam kehidupan nyata melalui proses metamorfosis sempurna untuk berubah jadi kupu-kupu yang indah. Mungkin itu sebuah pengaharapan yang istimewa untuk anak-anak disana. bukan hanya filosofi namanya, para pendidik disana juga sangat baik dan ramah. Contohnya bu Cicik yang baiknya pake banget.  Kepada orang yang tidak beliau kenal seperti saya dan teman-teman, beliau sangat ramah. Juga kepada bule-bule yang datang berkunjung kesana. Bule-bule ini adalah guru besar Gus dan Ning dari Australia. namun belakangan saya tahu kalo ternyata di Tanoker memang sering dikunjungi oleh turis dari luar negeri. 
          Well, aku harap, aku bisa kesana lagi. Bermain polo lumpur hingga puas bersama teman-teman kecil disana, karena sayangnya waktu itu aku belum sempat ikut bermain lumpur disana :) semoga saja.







Continue Reading...

Jumat, 24 Mei 2013

is not good

Entahlah, sepertinya pikiran ku mulai menyempit. atau mungkin tingkat sosialisasi yg telah  mengkerut atau mungkin solidaritasku yang mencair? Ah, sudah ku bilang entahlah. Aku bingung mau menjelaskan gamblangnya seperti apa.
yang jelas hari ini aku merasa seperti pribadi yang berbeda. pribadi yng merasa aku tak melihat apa-apa. ahh, egois sekali rasanya. 
Continue Reading...

Selasa, 07 Mei 2013

I love you full

         Tulisanku ini mungkin sedikit sensitif dan menyentil sebagian orang. Entahlah, pemikiran spiritual ku akhir-akhir ini timbul begitu saja dan rasanya ingin sekali ku ledakkan dalam bingkaian kata. aku hanya ingin berbagi tanpa niat sedikitpun untuk menggurui.Sebenarnya sedikit sulit untuk menuliskan kata-kata yang tepat dalam opini kecilku ini. Ya, bisa dibilang karena aku pun masih jauh dari sempurna...
         Bicara mengenai transformasi kehidupan, setiap manusia pasti pernah atau akan mengalami masa transformasi dalam perjalanan hidupnya. Entah sudah sempurna atau belum, yang jelas transformasi hidup bisa menjadi bagian sejarah hidup kita yang sangat berharga. Termasuk juga transformasi hidupku dalam berjilbab.
         Aku masih ingat betul saat pertama kali aku masuk SMA. Bapakku yang memang mewajibkan anak-anak cantiknya untuk berjilbab itu, tak membuatku membantah apa yang sudah jadi prinsip bapakku. toh, dari SMP sebenarnya aku ingin berjilbab, hanya saja belum kesampaian. Tanpa terasa adanya paksaan, yah mungkin sedikit bimbang saat ku bercermin pada diri yang rasanya belum siap jika harus memantapkan jilbab. Bayangan2 di awal berjilbab itu mungkin hampir sama di rasakan tiap wanita yang berjilbab. yakin gak ya, jilbaban terus? eman2 rambute gak keliatan, gak bisa tampil modis pake baju2 yang lucuu, hadeeh.. apalagi jaman2 ku berjilbab kan, jilbab gak sengetrend and se modis sekarang. Jadi pasti langkah dalam berjilbab lebih berat dibandingkan sekarang. Tapi Alhamdulillah aku bisa menepis semua prasangka buruk dan reno-reno itu.
          Konflik ternyata gak cuma muncul dari diri sendiri tapi juga dari lingkungan teman-teman. bukan, buka karena mereka gak menerimaku berjilbab. tapi lebih karena transformasi penampilanku yang gak dibarengi dengan transformasi sikap yang mestinya lebih lemah lembut. Salahku juga sih yang gak bisa diem jadi orang. baru beberapa hari pake rok di SMA, rok ku udah robek bebrapa senti, hampir jatoh karena lari-lari, dan juga ketawa-ketiwi seenaknya. -_- (perasaan sampek sekarang belum ada transformasi sikap !) Well, karena tingkah ku ini teman-teman jadi sering gojlokin aku yang udah berjilbab tapi gak bisa jaga sikap. Duileeh, rasanya waktu itu sakit hatiiii banget dibilang begitu sama teman2ku. rsanya ngempet marah dalam hati. Lalu kemudian disaat jam kosong tiba, aku sama mereka bikin ajang curhat2an. Dan jadilah aku meluapkan apa yang jadi uneg-uneg ku selama iini. tentang mereka yang seenak udel komentarin jilbabku, tentang mereka yang bercanda gak pada tempatnya (yah itu nyerempet2 jilbab) dan curhatan laiinya. intinya aku bilang "Heloo, aku mash awam kali dalam berjilbab. gak perlu lah ikut campur dalam tingkahku segala macem, bahkan membandingkan aku sama temen ku yang memang sudah berjilbab sejak SMP. aku kan masih butuh banyak belajar untuk memantapkan jilbab. tapi rasanya mereka yang malah buatku kurang yakin dengan jilbabaku sendiri. Hmmm.. meraka sih akhirnya sadar, dan janji gak gitu lgi. hehhe..
          Tapi ternyata, cobaan itu memang gak pernah berhenti. sudah barang tentu konflik dari dalam lebih besar. dimulai dari hal-hal kecil misalnya saja males jilbaban kalo keluar rumah, jaga warung aja masih suka diingetin bapak sama ibuk buat gak ngelupain jilbabnya. yahh.. begitu dah. tapi lama-lama aku ngerasa mulai nyatu dengan benda itu. gak tau dehh, rasanya ada yang hilang kalo gak dipake. dan rasanya ada yang malu baget kalo sampai dilihat orang lagi gak pakai jilbab. dari situ, aku mulai membiasakan diri pakai jilbaban kemana pun. kecuali kalo memang di sekitran rumah.  lama-lama semakin nyama dan aman dengan my sweety jilbab. meski kadang2 kerasa ribet kalo harus pake jilbab dikit mau keluar. tapi aku tetep aja ngejalanin  itu.
       Masuk kuliah, aku Surprised banget. yang berjilbab banyak, hehhe.. Tapi masih sistem bongkar pasang. Kadang sih aku berpikir, apa ya hukum nya kalo kayak begitu. Apa sama ya kayak yang nggak berjilbab? Kan waktu mereka sedang kufur iman, secara otomatis orang akan mengingat kondisi mereka yang sedang gak berjilbab. Kagum atau nafsu siapa yang tau oo.. mata laki2 kataya begitu. hihi.. jadi inget lagunya nicki astria-mata laki2. Ya bener juga kan. kagum dengan kecantikan atau bisa aja nafsu (Astaghfirulloh) bukan Su'udzon, tapi bukan kah memang kita yang harus smenjaga diri sendiri? Kadang sih, aku mikir susah ya ternyata istiqomah memegang apa yang sudah kita komitmen kan sejak awal berjilbab. mulai berjilbab artinya kita mesti menjaga jilbab kita dan melindungi mahkota yang kita miliki dibalik itu. Itu jelas kan. tapi, ternyata benar-benar susah mempertahankan dari pada memulai. Kayaknya sih gak ada alasan untuk melepaskan jilbab, apalagi cuma untuk sekedar senang-senang. (Na'udzubillah Mindzalik). jadi inget banget kata2 di Facebook. "Kalo kamu sayang sama Bapak, maka mestinya kamu pakai jilbabmu supaya bapak gak diseret ke neraka" Astaghfirulloh, kata2 itu nancepppp baget di benakku. rasanya jadi takuut banget ya Alloh. bapakku yang begitu baiknya, harus ke neraka cuma gara2 aku yang gak berjilbab. Na'udzubillah Mindzalik. Dian sayang bnget sama bapak, dan pastinya aku gak mau itu terjadi.
        Lalu gimana sama orang2 yang belum istiqomah dalam berjilbab? aku sih pernah denger secara langsung dari mulut teman2 cowokku. Ada yang bilang begini.
"duuh, berjilbab kok bongkar pasang. mending gak usah jilbaban ae opoo. ngunu iku gak apik"
"kalo berjilbab ya yang beneran. masak jilbaban tapi foto profilnya gak jilbaban. awakmu ojo kyok ngunu lo yan " (nah, malah aku yang kena nasihat :D)
"hmm, kaget aku arek iku gak jilbaban. kok wani ya?"
walaaah, padahal anak cowok loo yang koment kayak gtu. aku dalem hati sih cuma bisa berdecak heran juga. Dan mikir, kalo aku yang begitu pasti malu banget.
        belum lagi, aku pernah baca di facebook tentang yang namanya dosa MLM. nahh, opo meneh kui? ya.. intinya dosa kita itu numpuuuk terus kalo dilihatin yang bukan muhrim. jadi berdasarkan dosa MLM tersebut, aku narik kesimpulan gini. kalo kita upload foto gak berjilbab kan sama aja, orang lain jadin tau bentuk kita yang lagi gak berjilbab. Namanya gak berjilbab kan dosa. jadi selama foto itu masih ada disitu, otomatis dosa kita jalaaaaaaaaaaaannn terus. Astaghfirulloh A'ladzim. Kurang ngerti juga sih sebenernya kenapa kok fotonya gak berjilbab. itu mah, biar individu nya saja yang menjawab.. tapii, yang perlu kita tekan kan dalam hati satu. menjaga komitmen untuk tetap istiqomah dalam berjilbab. digaris bawahi ya ISTIQOMAH. kenapa? karena emang susah. tapii, kalo inget dosa, terus inget bapak yang tersayang apa iya masih amat sangat susah??? Bukan cuma dimata agama, tapi di mata orang yang memandang pun rasanya kurang nyaman. hehe... Jdi inget sama cerita temen, kalo ketemu orang lain jilbaban bahkan berusaha gak salaman. tapii, kalo sama pacarnya tetep salaman, bahkan gak sungkan kalo terlihat lagi gak berjilbab.

y Robb, semoga Engkau senantiasa melindungi hambamu yang masih tahap belajar Istiqomah dalam berjilbab ini. Mungkin setelah ini masih ada cobaan-cobaan laiinya. tapi aku tetap berharap Alloh melindungi aku dan jilbabku. Dan semoga transformasi hidupku tetap berlanjut. Berubah lebih baik pastinya. Aamiin
Continue Reading...

Jumat, 26 April 2013

Eksistensi Kaum Minoritas

Berawal dari cerita seorang teman mengenai sebuahgereja yang di segel, aku jadi tertarik dengan fenomena kaum minoritas yang jelasterpampang nyata di sekeliling kita. Katanya, gereja tersebut di bangun disebuah kawasan yang mayoritas Islam. Aku tak cukup mengerti tentang masalahyang sebenarnya, yang jelas para warga pemeluk agama tersebut hanya bisamerayakan hari Raya nya di luar gereja. Dan katanya lagi, hari perayaan diiringiisak tangis para  jamaah nya, yang jugadiperlakukan kurang baik oleh warga masyarakat lainnya.
         Baru beberapa menit kami bercengkerama, dari berandafacebook ku jumpai artikel serupa mengenai fenomena minoritas. Artikel tersebutmemaparkan tentang pembunuhan muslim di Myanmar oleh skuad 969, sekelompokbiksu Buddha paling berbahaya di sana. Lagi-lagi kaum minoritas yang tersakiti.
         Kita tahu bahwa kaum minoritas bukan hanya terbentukdari perbedaan agama saja. Perbedaan ras, suku, bahkan di dalam pergaulan punkaum minoritas dengan  begitu mudahnya  mampu terbentuk. Kenyataan bahwa perbedaan itumemang ada di segala titik kehidupan, sayangnya tak mampu di terima oleh semuaorang. Konsep pluralitas, mungkin malah dianggap mengancam eksistensi golongantertentu.
Tiap individu oleh yang Maha Kuasa diciptakan unikdan berbeda-beda.  Hal ini merupakankonsep utama terciptanya keragaman di seluruh belahan dunia. Setiap individuberhak memilih apa yang menjadi pilihannya, dan seyogyanya individu yang laintidak berhak untuk menghakimi. Kaum minoritas hanyalah sekelompok manusia yangmungkin memiliki pilihan hidup yang berbeda atau juga mempunyai kondisi hidupyang berbeda dari lingkungannya. Sudah semestinya semua orang mampu untukmenghormati  dan menghargai hak oranglain. Pemahaman ini yang semestinya mampu dipegang teguh oleh seluruhmasyarakat, sehingga tidak perlu timbul kesakitan yang dirasakan kaumminoritas. Baik kesakitan raga maupun jiwa yang diterima, akibat dikucilkanoleh yang lain.
          Di Indonesia sendiri kasus keberagaman sudah cukupbanyak terekspos di berbagai bentuk media.  Rasanya masih segar di ingatan ku, saat beritaperang sampit begitu santer terdengar. Pembantaian manusia yang begitu keji danbrutal, oleh mereka yang berbeda suku. Kita yang mengaku Bhineka Tunggal Ikapun, rupanya tak cukup bisa menampung perbedaan yang sangat nyata di Indonesia.
Kaum minoritas tepatnya timbul akibat keberagamanyang tak bisa diterima oleh sebagian besar masyarakatnya. Andai saja, kitamampu menempatkan diri pada  posisimereka yang merasa terkucilkan. Ikut merasakan pedihnya luka, saat hak kitadirampas secara paksa atau pun secara diam-diam. Kita akan lebih bisa mengertidan bisa menghormati perbedaan yang terjadi di alam ini. Dan harapan terakhirku muncul disini, semoga makna tenggang rasa tak hanya menjadi kata yang sekedardibaca dan sebagai hafalan saat duduk di bangku SD. Tapi mampu menjadi pegangandiri dalam mengahadapi keberagaman hidup yang kita alami.  


R-dyan
Continue Reading...

Sabtu, 13 April 2013

tanya ?

        Life is choice itu, barisan kata sederhana yang bisa membawa perubahan kompleks dalam hidup kita. Seringkali kita dihadapkan pada suatu pilihan hidup yang sama-sama gak enak atau sama-sama indahnya. Semua tergantung kita. Tergantung kita? memangnya atas dasar apa kita mau menentukan pilihan itu? gimana caranya tau pilihan kita itu yang terbaik? Apa setelah kita menentukan pilihan, kita baru bisa tau mana yang terbaik? ah, bukankah nantinya malah jadi penyesalan.
         Bicara tentang penyesalan, berarti bicara tentang aku sekarang. Bicara tentang pilihan hidup yang secara gegabah aku putuskan. Gegabah, atau lebih tepat ku sebut bodoh? Menentukan pilihan hanya dalam semalam, dan membuang hal-hal manis yang pernah terasa. hanya karena bosan? oh.. mungkin itu memang disebut sebagai kebodohan. Dan aku sangat mengerti sekarang. Tentang salahnya pilihan, dan tentang kebosanan hidup yag ku alami sekarang. Tentang mereka yang selalu tenggelam dalam keegoisan tak beralasan,  dan tentang aku yang masih saja terpenjara pada kerinduan rumput milik tetangga. Aku bisa saja kembali, tapi apa itu yang di sebut dengan kebijaksanaan ? toh, aku juga harus memilikirkan tentang-tentang yang lainnya.
        Ah, cercauan ini semakin tak jelas dan tak beralaskan logika yang pasti. Semua ini hanya dari perasaan. Tapi bukankah hal itu yang menjadi alasan kuat untuk sebuah kenyamanan?
        Aku hanya tengah merindukan candaan mereka yang menghangatkaan suasana, bukan terlalu panas hingga menyesakkan dada. Dan juga rindu perhatian kecil yang menyapa. Dan yang lebih ku rindui pula yaitu tentang kamu, tentang senyum elokmu dulu yang mampu meletupkan hati.
         Namun yang bisa ku lakukan saat ini hanya mengunci diri dengan kediamanku, entah tengah merenungi sesal atau menginstropeksi perubahan yang menjengkelkan.
         Dari sini, apakah memang pilihanku yang salah? Tapi bukankah semua telah diatur oleh-Nya, Alloh yang Maha tau segalanya. bukankah itu juga berarti Alloh yang tau mana yang terbaik buat ku? Atau mungkin ini belum masuk pada keindahan cerita.. Ini masih masuk klimaksnya. Mungkin saja suatu saat nanti aku dihadapkan kembali pada pilihan hidup yang sama seperti dulu. Yang perlu ku lakukan hanyalah berdoa semoga kesempatan itu kembali datang. Dan aku juga mampu menggodok semua pilihan yang datang, secara matang.  Semoga tepat. 
Continue Reading...

Rabu, 03 April 2013

Eksotisnya payangan jember

          Bermula dari tugas kuliah ISBD, kami diwajibkan untuk observasi mengenai kehidupan masyarakat di daerah Watu Ulo-Jember. Walhasil, untuk mendapatkan data yang akurat, tidak cukup hanya sekali aku dan teman-teman balik ke sana. Tapi beberapa kali, dan sebanyak itu pula aku mengagumi indahnya pantai payangan yang eksotis ini. Jadi, untuk menuju ke pantai payangan akses nya cukup mudah dan gak ruwet. Kalo mau ke papuma, kita mesti belok ketika ada tulisan yang menunjukkan arah ke papuma. Nah, dari sini kita ambil jalan yang lurus terus. sampai akhirnya ketemu view pantai. ada banyak tukang parkir berlomba-lomba menunjukkan tempat parkirnya. jadi terserah agan sih. Tiket masuknya? GRATIS men... cukup bayar parkir aja 3rbu. Tapi ini pun terserah juga sih, mau naruh kendaraan agan dimana. Parkiran gak maksa. Rasanya tempat ini memang belum banyak dikenal masyarakat seperti layaknya pantai Papuma yang memang sudah dikelola.
         Waktu itu, aku dan teman-teman lebih memilih payangan yang bagian ujung. Sepi nya Naudzubillah. Dekat perahu-perahu nelayan parkir. Tapiiii view nya keren abis, bisa dibilang pantai Payangan masih virgin :D ombaknya gede, pengunjungnya sepi, pemandangan keren, dihiasi hamparan gunung dan bukit2 yang serupa bukit teletubbies (cuma pemikiran subjektif sih). Saking sepinya tempat ini, aku jadi sedikit cemas juga waktu bertemu dua orang asing yang hampir turun dari bukit waktu melihat aku dan teman-teman. Untung kita sukses kabur.

bukit2 teletubbies. hehe. maaf editan
     
         Oh iya, gak hanya itu, di pantai Payangan ini juga terdapat gua Jepang yang bersejarah. Menurut pak Samsuri, ketua KUB Nelayan, terkadang ada juga orang-orang yang meminta beliau untuk mengantarkan ke Gua Jepang itu. Medan jalannya lumayan. menanjak ke gunung berbatu gitu. Selain itu, di bukit sebelahnya juga ada pemakaman Sultan siapaa gitu lupa (hehe.. maaf), dan masih sering dikunjungi oleh masyarakat lokal. Sebenarnya, kalo masyarakat disana mau mengelola lebih giat, salah satunya dengan membangun jalan ke gua Jepang itu, pasti ramai dikunjungi. sayangnya, SDM masyarakat disana kurang. Contohnya saja, menurut pak Samsuri juga, masyrakat kurang kreatif dalam mengelola ladang bisnis disana, misal membuat kaos khas Payangan. umumnya ditiap wisata pantai selalu tergantung jejeran kaos sablon khas pantai. tapi disini hanya jejeran pedagang makanan.
         Inget payangan, aku inget penjaga nya. Siapa lagi kalo bukan pak Samsuri :D, penjaga pantai KUB yang gokil dan baik banget. kita selalu digratisin parkir di tempatnya yang memang buka tepat parkiran. . haha. Lewat pak Samsuri ini kita tau cerita tentang masyarakat Payangan yang percaya sama adanya Nyi roro Kidul yang berpengaruh dalam kehidupan mereka. beliau juga bilang pernah ketemu Nyi Roro Kidul yang katanya cantik pake banget dan juga baik hati pake sekali. :D kalo masalah ini sih, no comment. :) kita mah cuma saling menghormati keyakinan orang lain aja. Bapak perwakan tinggi yang selalu pake baju oblong kuning kecoklatan dan sarung kotak2 ini (catet: SELALU. kecuali minggu), juga gak pelit bagi-bagi informasi tentang ritual petik laut ataupun korban2 kecelakaan di laut. Petik laut apaan? searching di mbah google aja ya. hehe.. kepanjangan kalo cerita tentang itu juga.


jump in payangan. maaf editan
 

well, aku cuma berharap keeksoktikan pantai Payangan gak hanya dinikmati oleh masyarakat sekitarnya saja, tapi juga wisatawan lokal dan mancanegara. Semoga pantai ini dapat dikelola penuh oleh masyarakatnya juga pemerintahnya, dan tak hanya jadi wisata yang pamor cantiknya tenggelam begitu saja.


cantiknya payangan
                    
payangan virgin. sepii ya. waktu itu kita cuma bertiga
                    
dikelilingi bukit-bukit hijau
                    
with Mr.Samsuri :3
                     
bebatuan dipinggir pantai, menambah keeksotisan. Ini bukit bebatuan menuju gua jepangnya.
                    
Continue Reading...

Sabtu, 30 Maret 2013

good bye

Good bye my ice cream. selamat tinggal sepenggal kisah manis yang pernah mampir :')

    eskrimnya udah meleleh :')
Continue Reading...

Kamis, 21 Maret 2013

I Love Pangan Lokal

     Senin lalu (20/3), kelas ku, THP B-FTP UNEJ, mendapat tugas mata kuliah Pangan Lokal yang gak berjalan seperti biasanya. Tugas ini menyangkut pangan lokal yang biasa kita temui di pasar dan juga termasuk jajanan faforitku waktu kecil. siapa lagi kalau bukan si cenil, gethuk, tiwul, kue thok, dan teman sebangsa setanah air lainnya. Yummiii.... rasanya sudah cukup lama aku gak pernah menikmati panganan-panganan khas Indonesia ini. tentu saja tak terlepas dari penyebab adanya pangan modern yang merajai pasar seperti sekarang. hhoho.. (*efek dari kuliah ketahanan pangan :D).
      Kelas pangan lokal dimulai pukul 13.00. teman-teman sudah siap dengan nampan, hiasan dan juga beragam jajanan pasar yang akan kita susun cantik diatas nampan. kemudian si mbk asdos masuk memulai acara kuliah kita. dimulai dari presentasi poster yang sudah direvisi..




                                           hahha.. ini poster ku. kurang sesuatu ya? maklum baru belajar :D hihi



baru kemudian acara inti nya dimulai. Menghias pangan lokal diatas nampan. yeeeeee !!! kita cuma dikasih waktu 30 menit untuk menyusun dan juga membuat yel-yel kelompok. yel-yel kelompok ku asli banyol dangan gerakan-gerakan yahut yang sontak bikin teman2 sekelas ngikik gak karuan. ini liriknya nii, ada yg tau ini lagu apa? :D
        doremisol, jenang dodol geyal-geyol.
        mi re... mi re, pangan lokal enak rasane.
        ayo, ayo tumbas jajan.
         tumbas jajan pangan lokal.
        dijamin pasti sehat, dijamin pasti enak.
        pangan lokal, ea.eooo.....
baru deh setelah itu dimulai acara presentasi nya. aku yang bertindak sbg perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil hiasan kami, sedikit deg-degan. pasalnya, aku lebih banyak mengarang saat menjelaskan makna dari hiasan jajanan pangan lokal kami. haha, tapi bonek ini berbuntut nikmat. :D presentasi kami berjalan lancar. setelah semua kelompok presentasi, kami pun berjalan beriringan keluar kelas seperti karnaval sembari meneriakkan yel-yel dan membawa nampan jajanan tadi. didepan gdung fakultas, tidak lupa acara dokumentasinya doong :)


                                     yak, srikandi kelas THP-B, jepret dulu sebelum mulai kuliahnya. :*
                                                 ini kelompok kita yang paling heboh !! cheers :D
                 aku agak deg-degan waktu presentasi. asbun (asal bunyi)+bonek(bondo nekat) ini. hahaaha
                                           ayoook, chibi-chibi makan jajanan pangan lokal yaa... :)
                                                   ayok temen-teman, jangan rebutan makannya. semua pasti kebagian. :D

            Bingung ya?  ini kuliah macem apa siih? ==" hahhahaha, seru looh. gak cuma seneng2 aja yg bisa kita ambil dari acara kuliah satu ini, banyak banget manfaat yang bisa dicerna dari acara kuliah siang itu. salah satunya, lebih mengenal pangan lokal Indonesia yang saat ini sudah mulai jarang diminati masyarakatnya sendiri.  ini juga yang buat Indonesia miris, berita kelaparan dimana-mana. Hey, padahal kan kita punya sumber karbohidrat lainnya! yang juga kaya gizi dan mengenyangkan. contohnya? ketela, ubi, jagung, ganyong, kedelai, dan masih banyak lagi hasil pertanian kita yang melimpah.

Kenapa harus tergantung pada beras? dan kenapa harus IMPOR????????? kalo seperti ini terus, kapan ketahanan pangan di tiap daerah di Indonesia bisa tercapai coba? :(
        Ayo, pemuda... ikut bangun Indonesia. dengan upaya diversifikasi sumber pangan lokal kita! memanfaatkan semua kekayaan hasil pertanian yag kita punya. kurangi konsumsi beras, kurangi konsumsi produk IMPOR. dan semoga, Indonesia mampu mewujudkan ketahanan pangan dan menjadi negara makmur dan sejahtera. Aamiiin. I love pangan lokal, I love Indonesia ;)


                                              keluarga besar (THP B)-FTP UNEJ. I love pangan lokal. I love Indonesia.


dokumentasi by arek2 THP_B
Continue Reading...

Followers

Follow Us

Follow The Author