Jejak

Jejak

Sabtu, 13 April 2013

tanya ?

Share it Please
        Life is choice itu, barisan kata sederhana yang bisa membawa perubahan kompleks dalam hidup kita. Seringkali kita dihadapkan pada suatu pilihan hidup yang sama-sama gak enak atau sama-sama indahnya. Semua tergantung kita. Tergantung kita? memangnya atas dasar apa kita mau menentukan pilihan itu? gimana caranya tau pilihan kita itu yang terbaik? Apa setelah kita menentukan pilihan, kita baru bisa tau mana yang terbaik? ah, bukankah nantinya malah jadi penyesalan.
         Bicara tentang penyesalan, berarti bicara tentang aku sekarang. Bicara tentang pilihan hidup yang secara gegabah aku putuskan. Gegabah, atau lebih tepat ku sebut bodoh? Menentukan pilihan hanya dalam semalam, dan membuang hal-hal manis yang pernah terasa. hanya karena bosan? oh.. mungkin itu memang disebut sebagai kebodohan. Dan aku sangat mengerti sekarang. Tentang salahnya pilihan, dan tentang kebosanan hidup yag ku alami sekarang. Tentang mereka yang selalu tenggelam dalam keegoisan tak beralasan,  dan tentang aku yang masih saja terpenjara pada kerinduan rumput milik tetangga. Aku bisa saja kembali, tapi apa itu yang di sebut dengan kebijaksanaan ? toh, aku juga harus memilikirkan tentang-tentang yang lainnya.
        Ah, cercauan ini semakin tak jelas dan tak beralaskan logika yang pasti. Semua ini hanya dari perasaan. Tapi bukankah hal itu yang menjadi alasan kuat untuk sebuah kenyamanan?
        Aku hanya tengah merindukan candaan mereka yang menghangatkaan suasana, bukan terlalu panas hingga menyesakkan dada. Dan juga rindu perhatian kecil yang menyapa. Dan yang lebih ku rindui pula yaitu tentang kamu, tentang senyum elokmu dulu yang mampu meletupkan hati.
         Namun yang bisa ku lakukan saat ini hanya mengunci diri dengan kediamanku, entah tengah merenungi sesal atau menginstropeksi perubahan yang menjengkelkan.
         Dari sini, apakah memang pilihanku yang salah? Tapi bukankah semua telah diatur oleh-Nya, Alloh yang Maha tau segalanya. bukankah itu juga berarti Alloh yang tau mana yang terbaik buat ku? Atau mungkin ini belum masuk pada keindahan cerita.. Ini masih masuk klimaksnya. Mungkin saja suatu saat nanti aku dihadapkan kembali pada pilihan hidup yang sama seperti dulu. Yang perlu ku lakukan hanyalah berdoa semoga kesempatan itu kembali datang. Dan aku juga mampu menggodok semua pilihan yang datang, secara matang.  Semoga tepat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Follow Us

Follow The Author