Jejak

Jejak

Kamis, 03 Desember 2015

Salju, Itadakimasu

Share it Please
Salju di Jepang masih turunkah din? 

         Jember sedang sering ditimpali hujan. Aku senang. Semoga saja hujan tak jenuh kujadikan tempat penghabisan risau. haha. Dalam hujan, akan muncul petrichor yang melewati jendela dan ventilasi untuk membaur dengan udara kamarku, juga memenuhi sepanjang jalan Kalimantan. Hampir tiap hari aku menungguinya turun untuk bersama dalam lamunan atau dijadikan teman dalam satu selimut. Seperti menunggumu pulang ke Jember Din, untuk kembali kita habiskan waktu untuk ngopi. Bercerita apapun hingga isi cangkir tak bersisa. 

        Apa salju juga menarik seperti halnya hujan, Din? Semoga ia mampu membekukan potongan kenang yang tak sanggup dibaca lagi, juga luka yang menyertainya. Mereka bilang, kerinduan semacam ampas kopi yang mengendap ikhlas tanpa diteguk. Disana, kamu sering minum kopi instan ya Din? kopi instan tanpa ampas mestinya bisa mewakili hatimu. Bukan karena tak lagi rindu, hanya saja karena kerinduan itu sudah gak perlu. hwehehehe.

         Hari ini H-15 waktu pulangmu ya Din? sepertinya kamu sudah tak sabar untuk segera kembali ke kotamu yang manis ini. Bertemu banyak manusia yang mampu mencairkan sosok Dina dari sisi cool nya yang menarik. hihi. Oh iya, mumpung salju sedang turun Din. Bawa saja banyak bola salju dalam kresek hitam ke dalam labmu. Kupikir kau perlu untuk melempari teman-teman labmu dengan es yang berceceran di sana. Biar ceceran kebekuan itu menyatu kembali dengan kebekuan para manusianya. Sesekali buat kegaduhan dalam ruang-ruang yang bersekat itu, atau jebol saja dinding-dindingnya, Din. Biar kalian bisa bersama-sama menyanyikan lagu doraemon atau fukai mori. Lalu seperti pelajaran bahasa Jepang di SMAku, saling berkenalan satu persatu di depan kelas sembari bergiliran maju mengucapkan hajimimasite, watashiwa ...

Ah, aku ngelantur. Jangan dihiraukan...

Aku lagi jenuh Din. Rupanya skripsi adalah serangkaian perjalanan membosankan yang mesti segera dihabisi. Agar keresahan dan cecunguk yang mnenyertainya cepat terbebaskan. Apalagi saat-saat semacam ini. Ketika panelis terlatihku tak bisa dihubungi dan mesti menunggu kesempatan yang datangnya tak pernah tentu. Ah, mereka jadi bukti tambahan bahwa menunggu tak pernah menyenangkan.

        Cepat pulang Din. Aku punya tempat ngopi baru yang bisa kita jadikan selingan. Aku punya tumpukan rencana dan cerita yang perlu dibahas untuk menghabiskan isi cangkir di atas meja. Juga siap mendengar hari-hari salju atau guguran daun milikmu. Aku ingin menghabiskan waktu di Jember dengan baik. Di kotamu ini, tentu saja sudah tak lagi hitungan tahun buatku. hehe.

Semoga 15 hari terakhirmu disana menyenangkan ya Din. Aku mau makan siang dulu sambil menyesapi resah yang mendadak muncul di atas meja lab PB soedirman. Duh, kesehatanku.

Itadakimasu! []


1 komentar:

  1. Selalu bikin terenyuh dan tersipu-sipu yan. Okeee josss atur jadwal ngopi marine... :D

    BalasHapus

Followers

Follow Us

Follow The Author