Jejak

Jejak

Kamis, 09 Oktober 2014

I am Free

Share it Please
         Saya mau cerita. Ini bukan tentang kamu yang akhir-akhir ini seringkali menghilang, juga bukan tentang gerhana bulan yang keindahannya saya lewatkan karena tak menyadari waktu munculnya. Saya mau bicarakan tentang waktu tiga bulan terakhir. Sejujurnya saya sering memikirkan tentang hal ini, hingga kepala mau pecah saja rasanya dan sulit sekali tidur nyenyak. Waktunya memang singkat, dan yang begitu saya sesali adalah saya tak bisa memanfaatkan nya sebaik mungkin, semaksimal mungkin. Cuma bisa berpikir tanpa melakukan apapun. Ini bikin saya terpuruk. Setidaknya pernah terpuruk dan sebenarnya belum bisa bangkit hingga detik ini.
        Tiga bulan terakhir, ada banyak hal yang ingin saya perbaiki. Masih sangat melekat di ingatan ucapan mas Cetar di awal-awal bulan itu, jangan terlambat dewasa, jangan terlambat menyadari segala tanggung jawab. Saya jadi sedih. Nyatanya hingga saat ini masih saja begini. Jika bicara tentang kedewasaan seringkali orang lain mengatakan bahwa dewasa tidak dilihat dari usia, tapi tergantung bagaimana orang tersebut melihat ataupun mengatasi masalahnya. Sejauh ini saya masih setuju. Dan tentang beberapa hal yang belum bisa saya temukan solusi nya apa iya karena saya belum berpikir dewasa? Saya gak tahu, mungkin saja perlu seorang kawan psikologi untuk membantu memecahkan masalah saya ini. Ah... sedikit terlalu sih. Saya sudah mau berubah. Sudah saya lakukan beberapa hal untuk kembali menata pikiran yang seringkali kacau dan ruwet. Misalnya menuliskan To Do List setiap harinya sebelum saya memulai aktifitas harian. Agar saya tak kebingungan, agar saya tak merasa sepi karena hidup yang setiap hari terasa kosong karena... entahlah, mungkin karena kuliah yang cuma seminggu sekali. Saya jadi tambah bebal dalam hal manajemen waktu. Padahal, di semester-semester sibuk dulu sekitar semester 3, 4, 5, 6, tugas gak pernah absen, kuis, presentasi, laporan dan organisasi pun jalan. Saya bisa laksanakan semua. Bahkan empat organisai yang saya ikuti pun tetap berjalan. Kenapa sekarang, di waktu-waktu kosong yang panjang seringkali tak punya waktu untuk mnegurus ini itu? dasar manusia bebal, untuk mengurusi masalah penelitian di Puslit pun rasanya malas sekali. bayak kecemasan-kecemasa yang seringkali mampir dan membuat saya berpikir terus saja mikir tanpa tahu solusi yang harusnya saya ambil, Dan akhirnya pun bisa ditebak, saya cuma bisa diam dengan segala kegondokan pikiran. Cepet Bad mood dan yah... sangat sensi. hahaha.
        Hingga beberapa hari yang lalu dalam upgrading pengurus, saya kembali menemukan kalimat magis yang serupa dengan istilah terlambat dewasa. Dengan kalimat berbeda dan masih mas Cetar yang menuturkan, jadilah manusia yang bebas, jadi mausia yang merdeka. Disini sebenarnya saya jadi cukup sadar, kecemasan-kecemasan yang selama ini menghantui hidup sebenarnya gak penting. Malah merontokkan apa-apa yang ingin saya lakukan sekarang dan malah gak bisa maju. Saya terlalu memikirkan dan sangat menyesali tiga bulan terakhir tanpa mau cawe-cawe bagaimana seharusnya. Makanya saya mulai memperbaiki hal-hal kecil sekrang, seperti menuliskan To Do List di tiap harinya, dan cukup efektif saya rasa untuk mengusir kebodohan saya yang sekarang kerap muncul dalam memanajemen waktu. Saya mau bebas dari segala macam kecemasan ini. Gak akan terlalu peduli dengan orang-orang yang seringkali menghambat kerja pikiran. Pun kamu yang sering menghilang akhir-akhir ini. Saya mau bebas, mau memperbaiki diri sebaik-baiknya supaya bisa bersanding dengan hal-hal terbaik di masa depan kelak. Pun kamu, kalo memang iya terbaik juga buat saya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Follow Us

Follow The Author