Jejak

Jejak

Jumat, 19 Februari 2016

Power Ranger

Share it Please
        Teman kencan saya di rumah sedang sakit. Siang ini, adik pertama saya kirim pesan kalo power ranger masuk rumah sakit sebab sakitnya sejak beberapa hari lalu. Tepatnya setelah pulang dari Pacitan, rumahnya simbah. Bocah ini memang paling sebel kalo diajak ke sana. Sebab perjalanan yang jauh dan berkelok-kelok, ditambah ia yang mabuk darat kalo naik bis (sama kayak gueh). Saya jadi cemas. 
       Semalam, padahal saya baru saja dengar suaranya yang langka waktu ditelepon. Bocah ini paling jarang ngomong sama saya, alasannya sebab sebal karena saya jarang pulang. Tapis semalam, ia bercerita panjang kayak betet. Menanyakan kepulangan saya ke rumah, mengajak ke kafe depan sekolahnya, bercerita tentang sekotak besar eskrim yang ibu belikan sebagai kado ultahnya, nilai-nilai ulangannya yang dari 100, 90 hingga nilai 50 yang ia dapat. Saya menggodanya perkara nilai 25 yang waktu itu dengan bangganya ia tunjukkan pada saya. Ia begitu sebab ada temannya yang lain punya nilai yang lebih rendah dari dia. Saya cuma tertawa kala itu, lantas mengajaknya beli es krim di kafe depan sekolahnya. dia senang, saya lebih senang berlipat-lipat lihat tingkahnya yang petakilan dan kemudian jadi murus waktu dia minta tambah yang lainnya. Duh dek, duite mbahmu aa. Lalu sialnya, telepon kami yang sangat jarang itu malah mati. Mungkin pulsanya ibu habis di saat nggak tepat samaa sekali.
      Hemm.. bocah. Umurnya, kemarin tanggal 18 Februari bertambah satu. Kadonya minta saya cepat pulang lantas minta diajak ke kafe depan sekolahnya lagi. Melihat dia tumbuh, rasanya waktu cepat sekali berjalan. Rasanya baru beberapa waktu lalu, saya suka mengintimidasi dia untuk cepat tidur siang atau jika tidak bakal diculik orang gila. Rasanya baru kemarin, saya seringkali dipaksa baca buku ceritanya menggantikan ibu yang lagi jaga warung, menceritakan banyak gambar ini itu, sebelum ia beranjak tidur. Atau memakaikan bedak khas bayi, yang sekarang ia benci. Saya sejujurnya kesal ia sudah menyadari kodratnya sebagai anak laki-laki yang gak mau pakai bedak, jadi susah nyium pipinya sebab ia juga bakal berkelit kayak belut. Hahaha. 
        Mainan favoritnya, sama saja seperti bocah laki-laki pada umumnya. Robot-robotan dengan versi yang bergonta-ganti. Figur paling lama digandrungi adalah power ranger merah dan ketika itu dia bakal menggepuki apapun jika figur kesayangannya dicuri. Semisal, ketika saya diajak main tarung-tarungan (gileh), saya yang sedang berbaju merah bakal menggodanya dengan mengikrarkan diri sebagai powre ranger merah. Bocah ini bakal nangis gulung-gulung dan saya yang yang bakal kena imbas omelan ibu. huahahahaa. Ketika saya pulang terakhir kali, hampir tiga bulan yang lalu kira-kira, bocah ini sedang gandrung boboboy. Sejak dulu, kuasa remote tv ada padanya. Saya sih lega-lega saja melihat tontoannanya yang masih cocok untuk usianya. Ketimbang nonton GGS yang bakal bikin saya jantungen kalo bocah ini sampai gandrung.
         Ilham, nama power ranger merah ini, suka sekali menggambar. Utamanya gambar-gambar kartun, robot, atau manusia. Dia pernah menciptakan komiknya sendiri ketika TK. Manusia yang membenci PAUD sebab cuma nyanyi-nyanyi ini, seringkali bikin gerah mbak Lia ketika masuk SD. Pelajaran di TK yang masih suka senang-senang, kemudian mesti berganti dengan pelajaran di SD yang punya kurikulum semakin gila. Tak ada lagi hal-hal bebas yang bisa ia ekspresikan sewaktu di TK. Adik saya dari nol kecil langsung naik ke SD tanpa melalui nol besar. Pendidikan Indonesia formal memang semakin memprihatinkan. Anak didik malah dituntut berpikir seragam dan berorientasi pada nilai yang bagus tanpa pemahaman. Saya suka geleng-geleng mendapati tas beratnya Ilham yang masih kelas satu. Adik saya ini juga suka gusar pada pr nya yang banyak dan dia nggak nyantol kalo diajarin sama mbak Lia. Kalo sudah nyerah dan sebal, dia bakal masa bodoh menebalkan telinganya, lantas mencoreti buku tulisnya dengan gambar-gambar komik. Teruskan Ham hahahaha. 


gambarnya Ilham (pict taken by: Mira)
         Kalo masa kecil saya habis di sawah, kali, lapangan atau gang-gang desa, masa kecil Ilham sudah bergeser pada gadget. tentu saja memprihatinkan dan bikin saya khawatir. Kalo pulang, saya suka mengajaknya jalan-jalan pagi ke stadion, atau menikmati senja di sepetak lapangan bola di tengah sawah dan berlomba lari yang saya usahakan untuk kalah darinya (kalo saya menang, dia bakal nyubit dan marah hiks) atau mengajaknya lihat ndalem (pesta rakyat di Sukorejo) seperti tahun lalu. Hm.. dasar Manusia cengeng dan mudah marah, tapi seringkali bersikap manis mendadak seperti tiba-tiba menciumi pipi saya. hahaha. 
         Cepet sembuh sayang. Makan yang banyak biar sehat. Sayur itu baik buat kesehatan, biar cepet tinggi bukannya bikin gendut kayak si Naya. hahaha. Tapi harapan ibu tentu saja biar tubuh kurusmu itu isi, bocah kok angel mangan. Lalu, selamat ulang tahun. Baca suratnya mbak suatu hari kalo kamu sudah paham ya. Meski sudah bisa baca, mbak yakin kamu belum ngerti isinya. hehe. Kecup pipi :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Follow Us

Follow The Author