I love little girl's smile (Sumber : |
Sesal adalah hantu sudut pikir
yang bergerak acak serupa film yang diputar berulang-ulang. Titik dimana kita
menyadari ada hal-hal yang bertumbuh dengan sia-sia saja atau menyalahkan
diri sendiri sebab banyak waktu yang terbuang cuma-cuma. Semua orang pernah
terpuruk, pernah jatuh, pernah limbung dari apapun yang menghantamnya. Masalah memang seringkali dikirimkan untuk
menjajal kekuatan supermu, apakah masih berfungsi atau sebaliknya, telah lapuk
dimakan ulat dan belatung waktu. Jangan kacau, tetap santai dan bertahan
dengan-Ku. Tuhan mungkin ingin katakan itu, coba saja pasang telingamu
lebar-lebar.
Sayangnya kita seringkali tak
mendengarkan.
Belajar lebih banyak mendengar
dan kurangi keresahan. Ada banyak manusia yang kelihatannya normal, rupanya
terbentuk dari kepingan sesal, benturan batu kesakitan dan racun yang telah membuatnya
biru lebam di sekujur tubuh. Kau tak pernah lihat tangisnya kan? Dia masih bisa
bercerita dengan senyuman. Senyum yang manis, yang entah sejak kapan bisa
membuat lelehan air matamu turun melintasi pipi jika saja tak kau tahan. Jika
saja kau jadi dia, mungkin tak akan bisa seharian beristirahat malam dengan
nyaman. Atau jika kau jadi dia, mungkin
kau akan tidur seharian tanpa ingin bangun tidur sebab tak sanggup melihat apa
yang ditangkap mata, didengar oleh telinga, diraih oleh tanganmu. Dia pun telah
banyak menyesal dan kehilangan. Dia tegar. Dia tumbuh jadi manusia yang begitu
cemerlang di matamu.
Belajar untuk menjaga bicara.
Sebab kita tak pernah tahu apa yang telah orang lain lewati hingga ia bisa jadi
seperti saat ini. Mungkin duri, mungkin racun, mungkin lilitan ular piton yang
besarnya seperti pohon kelapa. Diam seringkali jadi hal-hal yang damai.Tak ada yang berharap Maha
Pengasih mengirimkan ujian yang berlebih, hanya saja menerima, pasrah dan tetap
tenang mestinya bisa jadi hal-hal yang mendamaikan hati.
Suatu hari, semoga
Tuhan tak biarkan keinginan itu terkubur. Ada kesempatan menyelami universitas kehidupan
dimana manusia-manusia yang bersahaja tumbuh dan berkembang di dalamnya.
Belajar dari mereka yang masih bisa meretas luka lewat senyum yang berkembang
hanya sebab hal-hal sederhana. Duduk diatas ketinggian dimana bukit, lautan dan
langit yang menawan berkumpul jadi satu ikatan pandang. Lalu berbagi senyum dan
tawa, membungkus kenangannya dan merawat sarinya hingga senja. Semoga tak lagi
tumbuh jadi sesal ya, Tuhan. []
Ramadhan yang baik,
hari ulang
tahun kakak terbaik
dan saya yang masih saja jadi manusia menyebalkan
untuk banyak
orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar