Jejak

Jejak

Jumat, 02 Oktober 2015

Awal 22

Share it Please
         Ada sepotong kebahagiaan di awal 22. Selain akhir September yang manis karena kawan-kawan yang masih peduli, kelahiran keponakan ganteng di tanggal 1 Oktober dan  rejeki yang luar biasa di hari selanjutnya, malam tadi masih ada sebuah buku yang hadir untuk melengkapi senyum. Bukan melengkapi deng, lebih tepatnya terus menyambung senyum. hehe. 

Terimakasih Tuhan. Atas semua anugerah yang manisnya gak kira-kira ini. 

        Usia 21 adalah titik balik hidup dan pada usia 22 saya berharap punya makna lain. Semoga tetap bisa mendapat titik balik untuk jadi manusia yang lebih baik Saya gak berekspektasi terlalu muluk. Hanya berusaha merancang mimpi dan selanjutnya biar semesta bergerak sesuai ketentuan. Ada banyak sifat yang mungkin buruk dan ingin sekali ku rubah. Tapi keinginan gak selalu berujung sesuai ya, maka saya cuma bisa berusaha semampunya. Sejatinya manusia gak bisa sempurna toh, makanya saya cuma berusaha mendekati sempurna. Mesti jelas sekali syulit begitu. Belajar dewasa meski rumit sebab dunia gak cuma butuh anak kecil yang suka main. hihi. 
       Pikiran saya juga berubah jadi sederhana. Ini kemajuan apa kemunduran ya? jelasnya, sebuah penerimaan dalam hidup mulai merubah segalanya jadi lebih enteng, memaafkan diri sendiri salah satunya. Jadi ingat kalimatmu. Eh lupa sih gimana kalimatnya secara masif, yang kuingat cuma kesempurnaan adalah mustahil dalam keterbatasan waktu, tapi terus berusaha memiliki makna tertentu. auwhsyukakamyuh. 
           Last but not least. Buat kamu. Thank you for the gift, untuk senyumnya dan untuk kehadirannya meski sebentar sekali. Tapi cukup membahagiakan dan bikin blushing semalaman. haha. kata Yuna, Love was something that I thought I'd figure out on my own. Hla bener banget lo :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Follow Us

Follow The Author