Jejak

Jejak

Jumat, 01 Januari 2016

Happy New Tears

Share it Please
      Awal 2016 rasanya sesak. Banyak ketidak tahuan yang tidak pernah terpikirkan di tahun sebelumnya, mendadak muncul bak ceceran bungkus plastik yang mengapung di danau indah. Bungkus plastik mungkin saja tak banyak berpengaruh pada ekosistem dalam air. Tapi dia mengganggu pemandangannya. Membuat gemas yang melihat. 
    Saya gak benar-benar tahu apa air mata sungguhan  obat penyembuh luka untuk perempuan. Jika iya, maka saya mungkin manusia yang overdosis karena kebanyakan minum obat. Menangis adalah hal-hal yang mampu melegakan. Sebenarnya saya cukup membersihkan bungkusan plastik yang mengganggu. Lalu tak perlu lagi ambil pusing dengan hal-hal itu. saya mestinya sadar, sampah akan silih berganti memenuhi danau sebab manusia-manusia yang gagal paham pada perannya. toh semua manusia begitu kan? saya juga manusia yang begitu.
       Sebuah surat yang datang dari masa lalu dan pergumulan hidup yang penuh drama. Ah, mereka. Saya pasti tanpa sadar juga tengah bermain drama. Saya mungkin juga manusia yang penuh kepalsuan. Adakah yang tidak? berpura-pura menyimpan rindu juga hal yang palsu. 
    Ah sudahlah. saya hanya ingin ucapkan terimakasih pada awal tahun. terimakasih telah memberitahu, mungkin kau ingin aku belajar ketika menjalani waktu bersamamu. Sampaikan pada masa lalu, terimakasih telah mengerti dan biarkan kita tumbuh terus jadi manusia yang memperbaiki diri. Hubungan yang selesai selalu mampu memberikan pelajaran yang baik. begitu kan? Lalu pada drama mereka yang tak habis-habis, semoga saya bisa mengikisnya dalam hidup. Dalam drama lemparan senyum bisa saja kau anggap ramah, tapi kita seringkali lupa ada perasaan tulus yang tak pernah ada dalam sebuah drama.
       2015 terimakasih untuk hal-hal manis yang sudah terjadi. saya tahu kamu tahun yang baik. Biar saya melangkah sekarang, dalam tahun yang penuh keajaiban dan kebaikan. 

2016 saya rindu pada tuan dari rembulan dan hal-hal yang menyertai kami malam itu. Tolong sampaikan, berhenti bersikap seolah-olah tak pernah peduli. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Follow Us

Follow The Author